Jumat, 19 Februari 2016

Sahabat lalu

Aku duduk di belakangnya pagi ini. Tidak satu kata pun ku ucapkan walau dia berbalik dan menyapa. Aku memegang tanganku kuat-kuat dan mencoba mengingat kejadian dua hari lalu.
"Hufh. Apa dia lupa kesalahannya!" Kataku dalam hati.
Seingatku. Rombongan anak berkumpul di ujung sekolah ketika bel berbunyi tiga kali.
"Heehh!!  Pegang diaa. Pegaang!" Kata Roy, teman kelasku yang suka usil itu.
Aku berlari mencoba melakukan perintahnya. Ku tahan cebol, panggilan untuk Rian. Perutnya ku pegang dan ku angkat tubuhnya hingga berjinjit.
"Tahaann!!! Hahaaa" tawa Roy menggelegar seluruh kelas.
"Lepaskan. Lepaskan!" Teriak Cebol di pelukanku sambil tertawa.
"Akan ku balas kauu cebool!" Jelas Roy sambil menggelitik perut Cebol.
Banyak pasang mata melototi kami sesaat.
Hampir semenit, kelitikan itu membuatnya menangis. Sekejab. Tngannya merenggut kekuatanku. Dia melepas tanganku lalu mencoba membolak-balikkan kejadian.
"Heeyy!!" Wajahku merengut. Dalam sekejab. Tangannya berada di perutku. Kuat sekali.
Roy, si penguasa kelas. Ya, itu panggilan lain dari si jahil mundur beberapa langkah.
"Ini perlawanan!" Katanya dalam hati.
"Waan! Kelitik diaa wan!!" Teriak Roy.
Wawan yang asyik mengobrol di bangku tepat di depanku itu pun langsung berdiri. Tangannya mengambil ancang-ancang lalu..
"Jangaaan waan hahahaaa jangaann!" Teriakku pada sahabatku.
Tangan si Cebol tak cukup kuat memelukku. Eratan tangannya renggang dan, aku pun terlentang di atas lantai kelas.
Entah apa yang dirasuki wawan. Dia terus menggelitikku. Mukaku memerah lalu ku mendorongnya sampai dia terduduk di depanku.
"Saya bilang hentikan!!!!"
Kelas pun sepi mendadak. Wawan berdiri. Lalu pergi tak meminta maaf
"Bodok ini!" Bisikku dalam hati sambil memukul-mukul celana merahku yang penuh debu lantai.
Yah, kejadian itu membuatku malu dan marah padanya.
"Selamat siang anak-anak!" Sapa guru kelas siang itu yang berhasil merusak lamunku.
Waktu istirahat pun tak terasa cepat berlalu.
"Haish pengayaan lagi" kataku sambil memegang perut yang sudah mengamuk meminta makan.
.
"Berdoa selesai" kata Cebol memimpin doa pulang.
Seperti antrian minyak tanah atau air di musim kemarau. Kami semua berebutan keluar kelas. Tanpa sengaja.
Brruukk!!
Kepalaku terbentur meja. Berdarah. Ya. Darah mengalir di bagian atas wajahku.
Redup-redup penglihatanku. Wawan yang sedari tadi di belakangku mendadak berada di depanku.
.
"Ambilkan pakaianku di rumah wawan!" Teriakku kepada kakakku. Ya. Itu setelah beberapa hari setelah terbujur di rumah. Luka itu kini mencoklat.
"Kenapa batikmu ada di wawan?"
"Kemarin menginap kan lupa bawa pulang to. Kalau tidak ambil. Saya tidak.mau sekolah!" bentakku padanya.
Segera ia mengontel sepeda merahnya. Tidak sampai semenit, ia sudah sampai depan pagar hijau, rumah Wawan.
"Wawan. Wawan!" Teriaknya.
"Mau ambil baju kak?"
Wawan berlari masuk lalu keluar membawa kresek berisi baju batikku.
"Gimana Toha kak?" Katanya dengn wajahnya yang polos.
"Sudah bisa sekolah kok hari ini wan"
"Oh.."
Dia berlari masuk sambil menunduk.
.
"Aku tak ingin melihat wajahnya!"kataku dalam hati.
"Hey toha" bisik Wawan sambil berbalik.
... Aku diam. Mengabaikannya. Berpura-pura tak mendengar. Dan, terus asyik mengobrol dengan Cebol, teman sebangkuku.
"Tohaa!" Teriak Roy yang kian mendekat.
"Toha. Kemarin maaf eh hahaa tapi bagus to kamu kayak zoroo" kata Roy sambil tertawa.
Ku tatap wajahnya lalu ku mengabaikannya.
Kini. Tatapanku tertuju pada Wawan, yang terlanjur ku sebut sebagai mantan sahabatku.

Jumat, 25 Desember 2015

Benci

Tuhan,
Bolehkah rinduku kau jawab
Aku tak tahan menagihnya pada manusia, ciptaanMu
Aku sudah tak tahan.

Tuhan,
Ijinkan aku membenci makhlukMu
Walau ku tahu itu sangat tidak terpuji

Tuhan,
Ranting kekokohan cinta ini mulai retak
Ku mohon, kembalikan kekokohan itu.......

Selasa, 22 Desember 2015

Seretan Suara Tak Bertulang

Ramahkah daun yang jatuh dengan sengaja
Dan, silaukah kilatan maaf yang tertutur dalam bayangan senja

Aku bersujud dalam lingkar ketidaksengajaan
Tanpa tahu rencana Tuhan yang begitu memuliakan

Sampai kapan lentikkan dosa yang tak mengekang itu?
Bahkan, kau tahu kertas putih tak lagi suci

Ingatkah rumah yang kosong dan setidakberdayaan suatu hari
Kau kan terikat dalam diam, sengsara, penuh kesengsaraan

Waktu masih terus menjinakkanmu
Sampai ubunmu tak malu tuk memutih
Hingga rautmu rela memudar
Dalam angan manusia demi manusia
Padahal kau telah memanusiakan manusia

Minggu, 20 Desember 2015

Suara yang Tersamar oleh Angin

Tuhan,
Sampaikan padanya
Aku begitu merindukannya
Sampai ku lupa bagaimana caranya pulang dari jalan ku menapaki pendirian

Tuhan,
Sampaikan padanya,
Betapa aku ingin mendengar suaranya
Entah, sedetik pun telah cukup meredam kerinduan yang mulai mengekangku

Tuhan,
Ijinkan aku berada di dekatnya,
Ketika ia melangkah menuju dinding kesetiaan
Ketika ia menggenggam ketidakberdayaan

Tuhan,
Malam ini,
Suaranya entah mengapa tersamar oleh angin
Kalimat yang biasa ia ucap
Entah kini jarang ia tuturkan kembali
Padaku, pada daun yang mulai kering dan siap jatuh ini

Tuhan,
Ku tahu, kau tak ijinkan aku mencintainya melebihi cintaku padaMu
Tapi, sekali ini ku ingin meraih singgahsanaMu
Tuk berharap,
Pertemukan aku dan dia, ketika bertemu denganMu
Pertemukan kami...

Kamis, 17 Desember 2015

Tangan-tangan Terdepan

Tuhan,
Terkadang jejak pun ikhlas terhapus oleh angin,
Bayang tersingkir oleh malam
Dan senyum dibenci oleh hati

Tuhan,
Seringkali kata tak sempurna terangkai dalam baris
Jarak tak terkekang oleh rangka kerinduan
Dan, air mata merangkak jatuh tak berdaya dalam kepingan kenangan

Tuhan,
Manusia kini mengekang luka dan dusta
Apa Kau tak lelah menampung puluhan ribu bahkan lebih
Sumur keluhan yang nista
Terucap syukur
Entah, tersirat kabar mereka yang tak pernah tunduk

Tuhan,
Langit pun tahu
Tak ada tangan di balik layar kebenaran
Kebencian merayap ke rona jiwa riya
Mencabik kemiskinan
Merobek kesakitan
Memeluk neraka kesunyian
Bersama tangan-tangan penggapai kursi terdepan

Selasa, 15 Desember 2015

Happy Fashion Guys !

Hallo Guys !!
Suka tampil beda tapi tetap cantik dan anggun ? :)
Coba deh dengan jaket Korea.
Pengen punya jaket Korea tapi dengan harga murah meriah ?
:D

Yuk kunjungi instagram : rummycan_shop
Atau langsung order saja lewat bbm : 570DE613 a.n Rummycan_shop
Harga mulai dari @100-135 ribu rupiah

Yuk dikunjungi, yuk meramaikan :D ;)

Sepatu

Aku di rak yang sama di hari pertama
Kemudian, aku masih bisa melihatmu selalu berada di sampingku
Pagi bertemu malam, begitu sebaliknya
Aku dan dia tak terpisah

Suatu malam,
Angin tertiup kecang dan gerimis kian berlarian mencari pijakannya di bumi
Entah dari arah mana dia
Tanpa permisi dan kata maaf
Menarik aku dan kau dari rak yang mulai berdebu

"Kenapa kau menangis?" Tanyamu mendekat
"Masihkah kita di rak yang sama nanti?"
Kau diam

Rak cokelat berganti rak biru plastik yang mungil
Awalnya, waktu terasa manis
Sebab, dia gemar berhati-hati

Panas, dingin, lelah dan senang
Kami lewati, tanpa keluh kesah
Kau masih menghargaiku
Masih menyayangiku
Berada di dekatku
Bukti dia turut ambil peran tumbuhnya rasa menghargai dan kasih

Namun,
Suatu sore
Dia seakan murka
Entah apa salam kami
Dia bereriak dan  membiarkan kami terpisah dan jatuh dengan bantingan yang keras

"Kau baik-baik saja?" Katamu dr atas sambil menahan desakan dari yang lain
"Ya" kataku

Semakin hari, tak membaik bagai rintihan yang tiada akhir
"Kau terluka" kataku sedih
"Aku baik" tuturmu

Siang itu, kami tak layak dianggap baru
Kami berdebu dan kusam

"Masihkah kita di rak yang sama" tanyaku padamu
Kau diam

Dia bangun pagi di awal Desember ini
Mendekat ke rak dan mengarahkan dua pasang mata itu kepadaku dan kau

"Yakinlah, kita masih bisa bertemu di rak yang sama" katamu lirih

Dia mengekang lalu berlari menuju arus sungai yang deras
Kami terlempar
Kami terpisah
Lagi, tanpa kata maaf